Sama-Sama Sunnah

SAMA-SAMA 'SUNNAH'

@ajir_ubaidillah 

Gamis memang istimewa, hingga NABI begitu menyukainya. Sayyidah Ummi Salamah Radhiallohu `anha mengatakan, 

كَانَ أَحَبَّ الثِّيَابِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَمِيصُ 

“Pakaian yang paling disukai oleh Nabi Shallallohu `alaihi wa sallam adalah Gamis”. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi)

Meski demikian Islam itu agama yang mudah, pemeluk nya tidak diwajibkan untuk mengenakan pakaian jenis atau model tertentu. Yang terpenting menutup aurat dan sopan itu poin nya.

So yang mau pakai gamis yuk niat kan yang baik untuk mengikuti sunnah Nabi, tentu dengan diikuti perbuatan dan perkataan yang baik pula agar sunnah nya semakin sempurna. 

Yang masih nyaman pakai sarung, celana dan sebagainya pun tak mengapa, asal tetap menutup aurat dan sopan, itu sama-sama 'sunnah'.

📸Kenangan saat Harmoni Ramadhan 2 Tahun lalu (pebelum pandemi)

#sunnah #gamis #baju

Sumber FB Ustadz : Ajir Ubaidillah

21 Mei 2021 

Tuntutan Sunnah dan Adab Berhari Raya

Tuntutan Sunnah dan Adab Berhari Raya - Kajian Islam Tarakan

*⭐TUNTUNAN SUNNAH DAN ADAB BERHARI RAYA*

1️⃣.  Memperbanyak Takbir, Tahmid dan Tahlil.

2️⃣.  Mandi sebelum menunaikan shalat Id.

3️⃣. Menggunakan pakaian terbaik, memakai wewangian dan berhias.

4️⃣. Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan kembali dari shalat Id.

5️⃣. Disunnahkan makan terlebih dahulu meskipun sedikit sebelum shalat Id Fitri.

6️⃣. Menunaikan shalat Id dan mengajak semua ahli keluarga turut serta.

7️⃣. Mendengarkan khutbah Id sampai selesai.

8️⃣. Saling berziarah, bertahniah (mengucapkan selamat), saling mendoakan.

9️⃣. Membuat perayaan yang dibolehkan, seperti menghidangkan makanan.

🔟. Menampakkan kegembiraan seperti melakukan permainan yang mubah dan memberi hadiah.

*#Selamat Hari raya Idul Fithi 1442 H. Taqaballah minna wa minkum.*

©️AST

Sumber WAG : SUBULANA I

13 Mei 2021 

Jangan Remehkan Amalan Sunnah

Jangan Remehkan Amalan Sunnah - Kajian Islam Tarakan

JANGAN REMEHKAN AMALAN SUNNAH

Menjaga sunnah-sunnah puasa.

Puasa adalah termasuk ibadah yang sangat mulia. Pahala orang yang berpuasa mengharap pahala tidak diketahui melainkan Allah. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah Azza Wajalla berfirman:

كل عمل ابن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به (رواه البخاري، رقم 1904، ومسلم، رقم 1151)

“Semua amalan Bani Adam baginya kecuali puasa, maka ia untuk-Ku dan saya yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari, 1904 dan Muslim, 1151)

Puasa Ramadan termasuk salah satu pilar agama, bagi orang Islam hendaknya menjaga puasa dan berhati-hati. Baik itu puasa wajib maupun sunah. Agar Allah membalas dengan balasan yang sempurna.

Puasa mempunyai banyak sunah, kita sebutkan diantaranya:

Pertama:

Dianjurkan kalau ada seseorang yang menghardik atau menghinanya, maka keburukannya dibalas dengan cara yang baik seraya mengatakan ‘Saya sedang berpuasa’

Kedua: Dianjurkan bagi orang berpuasa untuk melakukan sahur, karena dalam sahur ada keberkahan.

Ketiga: Dianjurkan mensegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur

Keempat: Dianjurkan berbuka dengan ruthab (kurma setengah masak), kalau tidak mendapatkan, maka dengan kurma (masak), kalau tidak mendapatkan, maka dengan air

Kelima: Dianjurkan bagi orang yang berpuasa berdoa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Telah hilang dahaga, dan basah tengorokan serta tetap pahalanya in syaa Allah.”

Keenam:

Dianjurkan bagi orang yang berpuasa memperbanyak berdoa. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : الْإِمَامُ الْعَادِلُ ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ (رواه أحمد، رقم 8043)

“Tiga doa yang tidak ditolak, imam yang adil. Orang berpuasa sampai berbuka, dan doanya orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad, 8043)

An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa agar berdoa saat berpuasa memohon kebaikan dunia akhirat untuk dirinya dan  orang yang dicintai dari kalangan umat Islam.” 

Ketujuh: Kalau puasa Ramadan, maka dianjurkan:

-Duduk di masjid untuk membaca Qur’an dan zikir kepada Allah

- Beri’tikaf di sepuluh akhir

- Shalat taraweh

- Memperbanyak shadaqah dan melakukan kebaikan

- Mempelajari Al-Qur’an

Diriwayatkan oleh Bukhari, 6 dan Muslim, 2308 dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ

“Biasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ada orang yang paling dermawan. Dan saat beliau paling dermawan adalah di bulan Ramadan, ketika bertemu dengan Jibril. Dimana beliau bertemu Jibril setiap malam Ramadan dan memperdengarkan Qur’an. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam sangat dermawan melakukan kebaikan melebihi hembusan angin.

-Agar tidak menghilangkan waktu dengan sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak berfaedah –terkadang bisa berdampak pada puasanya- dengan banyak tidur, banyak bergurau dan semisal itu. Juga jangan hanya mengangankan menyantap hidangan dan minuman (saat berbuka). Karena hal itu dapat menghalangi dari melakukan amal sholeh di sela-sela puasa.

Wallahu a'lam.

Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun

7 Mei 2021 

Berbagai Jenis Sedekah dan Rinciannya

 Berbagai Jenis Sedekah dan Rinciannya

By. Ahmad Sarwat, Lc. MA

Pintu sedekah itu ada banyak macam dan jenisnya. Pelajari masing-masing karakternya, biar kita tidak merusak dan mengacak-acak tatanan yang sudah baku.

Qurban itu sedekah juga. Tapi tidak lah disebut Qurban kecuali wujudnya sembelih kambing, sapi atau unta. Sama juga dengan aqiqah. Nanti dagingnya disedekahkan.

Namun beda antara keduanya terletak pada teknik  penyajiannya. Qurban itu daging dibagikan masih mentah. Sedangkan aqiqah dibagikan dagingnya sudah matang. 

Fidyah dan zakatul fithi juga sama, yaitu berbagi makanan pokok suatu negeri. Dimana teknik penyajiannya yang masih mentah. Bedanya dalam takaran. Fidyah itu 1 mud dan Zakat Fithr 4 mud atau disebut satu sha'.

Kalau berbagi makanan siap santap lain lagi judulnya, yaitu ketika kasih makan orang buka puasa. Harus yang matang siap santap, plus lauk pauknya. 

Jangan sekali-kali ngudang buka puasa malah disuguhkan beras mentah belum dimasak. Itu salah sistem namanya. 

So, ada begitu banyak ibadah yang sifatnya berbagai makanan. Namun tiap jenis ibadah ada ketentuan masing-masing. Jangan diacak-acak seenaknya. 

Pelajari syariat Islam dengan lengkap semuanya. Jangan berhenti dan mencukuokan diri hanya di satu cabangnya saja. Pelajari semuanya, biar pemahaman kita tidak sepotong-sepotong.

Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat

5 Mei 2021 

Sunah I’tikaf

Sunah I’tikaf - Kajian Islam Tarakan

Sunah I’tikaf

Disunahkan untuk i’tikaf di sepanjang waktu, dan lebih ditekankan lagi di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan apa yang telah valid dari amalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan dilanjutkan oleh istri-istri beliau setelah beliau wafat. Jika tidak mampu sepuluh hari, maka sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Bisa sehari, atau beberapa jam, atau beberapa menit saja. Dalam mazhab Syafi’i, ukuran waktu minimal i’tikaf dianggap sah adalah lebih (walau sedikit) dari ukuran waktu minimal thuma’ninah dalam salat. Ukuran minimal thuma’ninah dalam salat adalah pengucapan kalimat Subhanallah (Maha Suci Allah) sekali.

Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (w. 974 H) rahimahullah berkata :

(وَالْأَصَحُّ أَنَّهُ يُشْتَرَطُ فِي الِاعْتِكَافِ لُبْثُ قَدْرٍ يُسَمَّى عُكُوفًا) ؛ لِأَنَّ مَادَّةَ لَفْظِ الِاعْتِكَافِ تَقْتَضِيهِ بِأَنْ يَزِيدَ عَلَى أَقَلِّ طُمَأْنِينَةِ الصَّلَاةِ 

“Dan yang shahih, sesungguhnya di dalam masalah i’tikaf disyaratkan untuk berdiam seukuran bisa dinamakan i’tikaf. Karena unsur lafaz i’tikaf mengharuskannya untuk lebih dari ukuran minimal thuma’ninah salat.” (Tuhfah Al-Muhtaj fii Syarh Al-Minhaj, juz III, hlm. 457).

Syekh al’allamah Muhammad Nawawi Al-Bantani (w. 1316 H) rahimahullah berkata :

وَهِي سُكُون الْأَعْضَاء بعد حركتها مِنْ هُوِيٍّ من الرُّكُوع وَالسُّجُود وَمن نُهُوْضٍ إِلَى الِاعْتِدَال وَالْجُلُوس بِحَيْثُ يسْتَقرّ كل عُضْو مَحَله بِمِقْدَار التلفط بسبحان الله

“Ia (Thuma’ninah) adalah tenangnya anggota tubuh setelah pergerakannya dari turun rukuk dan sujud, serta bangkit untuk berdiri sempurna dan duduk. Dimana, setiap anggota tubuh tersebut menetap di posisinya dengan ukuran (minimal) membaca kalimat Subhanallah (Maha Suci Allah).” (Nihayah Az-Zain, hlm. 71).

Karena i’tikaf adalah suatu ibadah, maka wajib untuk diniatkan. Jika tidak, maka tidak sah. Hal ini berdasarkan keumuman hadis Nabi : “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Niatnya di dalam hati dan dianjurkan untuk dilafazkan dalam rangka membantu untuk merealisasikan dan memantapkan niat di dalam hati. Redaksinya : “Nawaitu sunnatal i’tikafi lillahi Ta'ala"( Aku niat sunah i'tikaf karena Allah). Supaya mudah dan praktis, maka setiap masuk masjid niatkan untuk i’tikaf.

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bish shawab. Alhamdulillah Rabbil ‘alamin.

(Abdullah Al-Jirani)

***

Foto : Niat i’tikaf tertulis jelas di tiang masjid Nabawi, KSA. (properti dari Ust.Nur Hasim)

Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani

3 Mei 2021

Mengapa Bukan Ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah Yang Diundang?

Mengapa Bukan Ulama' Ahlussunnah Wal Jama'ah Yang Diundang?

Viral berita Ustadz Khalid Basalamah (Salafi) diundang ngisi kajian di Markaz Kepolisian Perairan dan Udara. Dan banyak yang bertanya, mengapa tidak da'i-da'i NU atau Ahlussunnah lainnya? 

Tentu kali ini saya tidak sedang mengkritisi akidah dan pemahaman Khalid Basalamah yang banyak bermasalah. Tapi lebih ingin menyorot mengapa bukan ulama' Ahlussunnah wal Jama'ah baik dari NU atau yang lain yang diundang kesana. Saya akan mencoba menganalisis dari sudut subyektivitas saya [Kalau salah jangan dimarahi 😃]:

1. Di tubuh Ahlussunnah, khususnya NU, mungkin lebih tampak [bagi sebagian anggota polri khususnya] nuansa politiknya daripada nuansa murni dakwahnya atau lebih terlihat kerap berkonflik dan berkonfrontasi dengan ormas atau aliran lain. Sementara kelompok Salafi seperti Khalid Basalamah lebih fokus membangun konten dan polesan-polesan dakwahnya serta tidak terlalu peduli kritik-kritik yang ditujukan kepadanya. 

2. Da'i-da'i Aswaja yang menjauhi konflik politik tidak terlalu banyak yang viral heboh dan bahkan tidak terorganisir dengan baik. Mungkin mereka tenggelam dengan ikhlas dan khumul-nya. 😋

3. Harus diakui, dai-dai Aswaja yang populer di YouTube selain nama beken Gus Baha', UAS, UAH, Gus Miftah, dll (😍) hampir tidak ada. Padahal secara SDM kurang apa kita coba?! Justru video seperti milik Khalid Basalamah lebih banyak berseliweran dan lebih menarik ditonton oleh masyarakat kita, gak Salafi gak Aswaja awam. Ada apa dengan Aswaja? Hoi....!

4. Sebagaimana diatas, da'i-da'i Aswaja kurang terorganisir dengan baik. Pelatihan-pelatihan da'i setahu saya juga hampir tidak ada (atau jangan-jangan aku sing gak diundang ya hahahahaha). Bahkan sependek pengamatan saya, lembaga dakwah milih NU, LDNU pun tidak memiliki program yang mengarah kepada cetak dai-dai mumpuni yang sesuai selera masyarakat yang seneng nonton Tiktok dan Sinetron Ikatan Cinta. 🙄🙄🙄 🙏🙏🙏

5. Mungkin petinggi-petinggi Polri sudah banyak yang ikut kajian Salafi dan petinggi Polri yang Aswaja atau NU gak ada atau kurang peduli. 😭😭😭

Menurut anda bagaimana? Boleh beda pendapat dan pendapatan ya hehehehehe....

Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur

1 Mei 2021

Beberapa komentar :

Zeid Ibn Imaduddin : Alhamdulillah.... unek2 n kegusaran alfaqier direspon sm yai,,, smoga membuka mata kita para dai Aswaja utk lebih smangat berdakwah di kalangan pejabat2 pemerintah dan kaum millenials

Abi Yansa : UAS datang suatu daerah di kab di Jateng di tolak olah klompok pemuda yg ngaku Aswaja, sedih, kasihan mereka

Juwansyah : Faktor terbesar mnurut sya itu krn memang sdh viralny ustadz2 mereka di medsos2... dan itu sdh berlngsung sangat lama... alhmdulillh disinu sy bersyukur dngn kemunculan UAS yg sama2 jg viral di medsos yg terang2an mengimbangi pengaruh mereka di masrkt awam... disusul UAH,(meski muhammdiyah tpi pengaruhny cukup mengaimbangi dai2 wahabi... 

Disusul para habaib jg yg viral di medsos sprti habib jindan, habib novel, habib seif dll... dri NU masih sdikit dan kbnykn isiny kurang diminati masyrkt milenial... 

Smg seluruh kelompok2 aswaja bisa bersatu dan tak berpecah belah sprti sekrng utk mengimbangi pengaruh mereka...

Vian Rifqi : Mungkin karena Isi Dakwah mereka, gak ribet sehingga mudah diterima di berbagai kalangan Khususnya Dai Dai mereka yang biasanya isinya lebih tentang ke Kehidupan baik beragama dan bermasyarakat

Sepertinya kan seperti Ust. Yazid Jawas kurang mendapat perhatian baik dari anak muda remaja atau dewasa

Abi Azka Ar Rifa'i : Masyarakat kota cenderung suka yg dikit2 dalil uatadziy...dan peluang itu ditangkap oleh salafi. Beda dg dai azwaja (baca Aswaja) yg cenderung banyak beretorika dan guyon..

Dai2 aswaja yg gaya dakwahnya mirip mereka juga diterima dg baik kok. Intinya menurut kulo...perlu strategi dlm berdakwah dan jgn lupa punya team utk framing..saatnya njenengan bikin team ustadziy...hehe

Ginanjar Nugraha : Abi Azka Ar Rifa'i sepakat ustadz bukan pada materi dakwah tapi lebih kepada teknis dan strategi dakwah disesuaikan secara sosiologis mad'u

Zaenal Irfan : Kan ada ust Anwar Zahid dan Das'ad Latif yi. Banyak juga viewernya di YT

Juwansyah : Zaenal Irfan ustadz anwar zahid dan das'ad latif itu snagt cocok utk kalangan emak2 dan orang2 awam kbnykn yg suka guyon... tpi tdk utk masrkt milenial apalgi orang2 kota yg kritis terpelajar dan orang2 yg bru hijrah... mereka haus akan asupan2 ilmu yg sesuai dngn quran dan hadits.. nah yg bnyk viral itu mlh dri paham sebelah...

Zaenal Irfan : Juwansyah sy pikir cuma sekedar banyak viewer di YT. Ya kalo mau bener2 ambil segmen itu cari yg gak cuma pinter ndalil, tapi yg alumni timteng juga kayak Alm prof Ali mustofa Yaqub, habib DR said Agil Munawar, Dr Ahsin Sakho dll. Butuh tim juga utk optimasi YT nya. Penampilan juga yg ala modernis macam prof Quraish Shihab jgn sarungan kayak Buya Yahya.

Ihsan Adil : Strategi dakwah penting yai,

Uah uas dll menyentuh jamaahnya dengan retorika dakwahnya dan jarang membahas hukum kecuali ditanya

Salafi seperti itu, terlebih lagi kita hidup di era digital, tinggal tengok hp 

Bukan hanya salafi saja yang mengajak kembali ke alquran dan sunnah tapi ormas besar nu dan muhammadiyah juga demikian, tapi disisi salafi lebih transparan, apalagi duitnya banyak hehehhe

Muhammad Al Rivalda : Saya paling se7 nomor 1 ustadz, orang" itu mulai menjauhi Nu gara" manuver politiknya oknum" NU yg membuat orang yg ga sepaham poltiik nya jadi takut mendekat sama ulama" NU

Abduh Raafi : Manajemen dakwah salafi sdh bagus ditunjang team work nya melek IT..kalau ada beda paham diantara sesama salafi dianggap khilafiyyah kalau beda paham diluar salafi dianggap bid'ah 😊

Ahmad Karomi : Menurut saya:

A. Sudah saatnya benar² digodok pelatihan da'i secara intens, bisa dimulai dari pesantren, kemudian dilatih oleh para mubaligh yang profesional.

B. Harus dibagi sesuai segmentasinya, ada da'i ala Tiktok, ada da'i ala artis, ada da'i ala kadarnya.

C. Harus ada yang mengelola dan memanajemen da'i, biar gak serobotan

D. Tim IT dari PC MWC harus kompak seirama mempopulerkan da'i dari daerah masing-masing.

E. Kiai Zainuddin MZ adalah contoh ideal sosok dai sejuta umat yang secara bahasa dan gesture sangat komplit.

F. Mengkader alumni pesantren (yang tertarik untuk menjadi da'i) secara proporsional. Bisa diadakan pelatihan khusus pengenalan ilmu public speaking yang joss.

Hidayat Nur : Ahmad Karomi Nah niki bagian Jenengan yang punya link ke PBNU, PWNU Jatim dan PW² yang lain, Kyai. Hehehehe....

Kalau saya da'i ala kadarnya saja. Hehehehe

Harry Nurdianto : Alhamdulillah, ada Kyai yang mau menulis otokritik begini. Saya pernah menulis begini beberapa tahun lalu, malah dianggap menyerang NU.

Pada intinya menurut saya ada di point 1 dan 4, yang ada di benak awam ketika bicara Aswaja (NU) adalah perang politik identitas, yang anti Wahabi, anti PKS dan anti-anti yang lain. Padahal kebutuhan masyarakat bukan itu, ada yang butuh sih ya yang nyebuzzer.

Fuad Jalaludin : Betul sekali pak ustad di Riau sini juga kayak gitu persis sekali,,ada apa dg Aswaja sekarang????

Abdul Qodir Baihaqi : Nderek rembug, beberapa Da'i NU yang pernah saya ikuti, tema ceramahnya itu-itu aja. 

Nasir Alhamdal : yang jelas otokritik sah sah saja tapi yang jelas...

itu semua kesan saja,tapi yg jelas dari kalangan Wahabi memang ofensif misinya ..dalam menyebarkan virusnya disemua lini...,dan banyak kalangan awam yg semangat beragama ...kalau sdah mendengar ucapan Wahabi ...bahwa .ini yg sesuai Sunnah itu yg nggak sesuai ini yg murni itu yg nggak murni...gampang banget terpaparnya

Arga Abdi Lubis : Kalau saya berpendpat yai, kajian2 salafi terutama dyoutube itu simpel2 dan jelas, mengenai kehidupan sehari2..

Tp kalau aswaja itu kebanyakan (tak semua) isi kajiannya berat2, banyak masyarakat awam ya jelas ninggalin..

Kajian salafi itu cuma berdasar hadist tok

Kalau aswaja, kalau belum nampilin ibaroh arab gundul dri kitab ulama2 klasik yg notabene, orng yg masih baca Al Qur'an tertatih2 ya jd puyeng nheliatnya, bgitu pandangan saya yai sebagai masyarakat awam...

Itu knp bnyak masyrakat awam lebih tertarik kpd kajian salafi dripd aswaja sndiri..

Salikin : Utamakan aqidah ahlussunnah drpd "bendera apapun"....kalo mau

Zulkifli Kuala : 4. Kajian² Kiyai²/ Ust² kita kurang praktis dan kekinian (up to date) kecuali UAS tentu

5. Ada beberapa teman yg menyebutkan bahwa banyak perwira polri yg sdh ikut kajian Salafy

6. Kebanyakan dr underbbow NU sibuk membangun konfrontasi bukan mengedukasi ummat...

Afwan... 🙏🏿🙏🏿

Fathur Rohman :

Solusi : 

1. Rekam dan viralkan lewat medsos semua ustadz aswaja pada saat ngisi pengajian PHBI atau pada saat ngaji di majelis ta'lim (semuanya). 

2. Koordinir panitia perekam video dan sekaligus ambil tema yang menarik

3. Koordinir orang aswaja pada saat berkomentar di dalam video tersebut 

4. Kenalkan dai aswaja ke publik

Kelemahan :

1. Kurang hapal dalil

2. Takut duluan

3. Cari aman dan gak berani ngambil resiko ditanya oleh publik

Gan Tanuwijaya : Metode kyai NU itu menurut saya kesannya bagi awam jarang yang tematis ceramahnya.

Metode ceramah salafi itu  menarik bagi awam karena simple

Misalnya

Tema : muamalah A

Dalilnya - Al-Qur'an

          - as-sunah

Tidak sesuai dengan dalil yang disampaikan bidah.

Bidah sesat, neraka.(titik)

😬 Jama'ah pulang sudah merasa dapet paket komplit.

NU Pantura : Gan Tanuwijaya kalau menurut saya, mengapa ustad2 wahabi video dakwah diyoutube view-nya rata2 ratusan ribu, karena jamaah mereka kebanyakan ngajinya di youtube, nyari ustad wahabi didesa susah .... berbeda dengan jamaah NU atau Aswaja yg laennya, masjid atau musholla tiap desa bahkan tiap RT isinya pengajian ustad/ Kyai2 NU, sangat mudah mencari pengajian Kyai2 NU di desa

Gan Tanuwijaya : NU Pantura ya tidak dipungkiri gerakan dakwah mereka memang segmentasinya ke kampus anak muda, tentunya lebih up-to-date teknologi.

Ibnu Abdullah Al Maidany : Ya gimana mau diundang polri yai, yang populer malah ceramah di gereja.

Hidayat Nur : Ibnu Abdullah Al Maidany 

Lha menurut Jenengan bagaimana? Mungkin bisa dibahas dulu hukum masuk gereja. Terus dibahas akidahnya Ustadz Kholid Basalamah.

Ibnu Abdullah Al Maidany : Wah mana ada ilmu saya yai. Apakah boleh ni ceramah untuk peresmian gereja? Terus bilang kita (penceramah dan kaum nasrani yg mendengarkan) adalah satu karena memanggil Allah dengan sebutan yang berbeda?

Feri Hendriawan : Narasi yg digunakan pemilik akun Lembaga Dakwah PBNU itu telah melakukan kesalahan yang sangat fatal mas ust.Hidayat Nur .

Fokus pada narasi nya:

"Kita adalah satu dari Dia yang kita panggil nama-Nya dengan sebutan yang berbeda".

Hal seperti ini,yg membuat Aswaja Awam menjauh dan tidak tertarik ikut kajian da'i Aswaja khususnya dari NU.

Charim Beands Zenank : aswaja sdh terlalu sering diundang. jadi kesannya biasa saja.

mungkin kali ini pihak polri ingin melihat lgsg tema ceramahnya khalid.

NU Pantura : Charim Beands Zenank padahal kholid pernah mengharamkan hormat merah putih😂

Andri Ansyah : Sedih nya yi ketika yg tampil di medsos sepeeri UAS UAH dan buya yahya bnyk yg khritik dari kalangn NU pdhl sama" aswaja mungkin krna ada perbdaan sangkut paut dgn politik 😀

Ahdiyat Darsonn : Menurut saya Faktor pembawaan dan cara menjelaskan juga berpengaruh stadz...

Ada beberapa ustadz kita yang masih condong kanan-kiri, atau seperti menyekat-nyekat ,  bahkan sperti anti terhadap sesama muslim yang beda pemahaman, sehingga menimbulkan pemikiran negatif di masyarakat awam, misalnya masalah toleransi yang kadang seperti kebablasan...

Sedangkan banyak di masyarakt awam kita itu masih banyak yang memang murni ingin ngaji/mencari ilmu agama bahkan mencari jati diri... #cmiiw

Fakhry Mar-i Fathaniy : Nomor 5 lebih dominan yai, banyak akun POLRI CINTA SUNNAH dkk yg marak muncul

Dakwah mereka ini ilmiah berkesesuaian dgn standar ilmiah modern (melampirkan dalil), jadi banyak yg kecantol

D pajak-pun jg begitu

Tp kalau aswaja krn selain dalil, standar ilmiah kita adalah pemahaman yg berkesesuaian dgn ulama dr zaman k zaman, dan mengutip ulama ini dikerdilkan oleh mereka sehingga kesan "ilmiah asli" ini mjd tidak layak sbg standar ilmiah modern yai 😅

Wallahu a'lam

Feri Hendriawan : Sekitar awal tahun 2017, sebelum saya tahu tentang penyimpangan akidah Tajsim nya Khalid Basalamah,(Saya awalnya mengira,dia da'i Muhammadiyah).

Akun Instagram saya juga pernah beberapa kali memposting videonya.

Yang berkesan dari sosoknya (termasuk keluarganya) adalah attitude (baik dirinya dan keluarganya yang sangat tampak Istiqomah menjalankan kehidupan secara Islami).

Yang berkesan dari dakwahnya adalah integritas nya sebagai da'i yang fokus mensyiarkan Islam tanpa terkait politik dan kepentingan penguasa.(Berbeda dengan NU).

Suaranya yang khas dan tegas juga mempengaruhi penikmat kajian videonya.

Terakhir sikapnya yang tegas menolak Riba perbankan konvensional dan mengharamkan rokok,itu menjadi nilai plus yang tidak dimiliki da'i Aswaja (khususnya NU yang membolehkan bunga perbankan konvensional dan merokok).

*Begitu mendapati video nya yang membahas tentang istiwa', tangan dan kaki-Nya.Seketika itu juga saya paham dimana letak kesesatan nya.😀🙏

Penentang Dakwah Sunnah dan Salaf?

PENENTANG DAKWAH SUNNAH DAN SALAF?

Abdul Wahid Alfaizin 

Sering sekali kita jumpai ketika ada yang mengkritik atau meluruskan sebuah pemahaman salah seorang ustadz atau kelompok, maka pengkritik tersebut langsung dilabeli dengan "Penentang Sunnah" atau "Penentang Dakwah Sunnah" atau terkadang "Penentang Dakwah Salaf". Seakan-akan ketika ada yang tidak sama dengan pemahamannya, maka secara otomatis bertentangan dengan Al-Qur'an atau Sunnah Rasulullah. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan sikap para salaf dalam menghadapi perbedaan.

Salah satu sikap salaf yang perlu dijadikan contoh adalah sikap Umar bin Khattab berikut ini seperti yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi

كَتَبَ كاتِبٌ لِعُمَرَ بنِ الخطابِ: هذا ما أرَى اللهُ أميرَ المُؤمِنينَ عُمَرَ. فانتَهَرَه عُمَرُ وقالَ: لا، بَلِ اكتُبْ: هذا ما رأى عُمَرُ، فإِن كان صَوابًا فمِنَ اللهِ، وإِن كان خَطأً فمِن عُمَرَ

[أبو بكر البيهقي، السنن الكبرى للبيهقي ت التركي، ٣٤٠/٢٠]

“Ada seorang yang menulis keputusan untuk ‘Umar bin Khaththab berisi “ini adalah kebenaran yang telah diperlihatkan Allah pada 

khalifah Umar”. Maka Umar’ melarangnya dan berkata “Tidak begitu! akan tetapi tulislah ‘ini adalah pendapat Umar, kalau ini benar maka 

itu dari (anugerah) Allah dan kalau salah maka itu dari Umar sendiri’.” 

Umar adalah salah seorang Khulafaur Rosyidun yang Rasulullah memerintahkan kita berpegang pada sunnahnya. Itu pun ketika beliau menyampaikan pendapat tidak berani menyatakan itu adalah pendapat yang benar yang diperlihatkan oleh Allah pada dirinya. Karena itu, dalam sejarah dapat kita lihat ada banyak keputusan 'Umar yang kemudian dibatalkan oleh beliau setelah diprotes oleh para sahabat lainnya. 

Dalam menghadapi perbedaan pendapat seharusnya kita harus meniru sikap Imam Al-Nasafi berikut ini

أَنَّ مَذْهَبَنَا صَوَابٌ يَحْتَمِلُ الْخَطَأَ وَمَذْهَبَ مُخَالِفِنَا خَطَأٌ يَحْتَمِلُ الصَّوَابَ 

[ابن حجر الهيتمي، الفتاوى الفقهية الكبرى، ٣١٣/٤]

"Madzhab kita benar tapi bisa jadi salah, pendapat yang berbeda dengan kita salah tapi 

bisa jadi benar”.

Dengan demikian kita bisa menghargai perbedaan pendapat orang lain dan bisa tetap merajut ukhuwwah meski berbeda pendapat. Sehingga kita bisa terhindar dari perpecahan terlebih pertikaian.

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin

28 April 2021 

Beberapa Sunnah Ketika Makan Sahur

Beberapa Sunnah Ketika Makan Sahur

Dalam melaksanakan ibadah puasa, disyariatkan untuk makan sahur. Berikut ini beberapa sunnah (tuntunan) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terkait makan sahur.

Makan sahur hukumnya sunnah muakkadah

Makan sahur tidaklah wajib dan bukan syarat sah puasa. Namun hendaknya orang yang berpuasa bersemangat untuk melakukannya karena para ulama mengatakan bahwa hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan). Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً

“Bersahurlah karena dalam makanan sahur terdapat keberkahan” (HR. Bukhari no. 1922 dan Muslim no. 1095).

Ibnul Munzir rahimahullah mengatakan,

وأجمَعُوا على أنَّ السُّحورَ مندوبٌ إليه

“Ulama ijma’ (sepakat) bahwa sahur hukumnya dianjurkan” (Al-Ijma’, hal. 49).

Dianggap sudah melakukan aktivitas makan sahur jika makan atau minum di waktu sahur, walaupun hanya sedikit. Dan di dalam makanan sahur itu terdapat keberkahan. Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السُّحورُ كلُّه بركةٌ فلا تَدَعُوه ، و لَو أن يَجرَعَ أحدُكُم جَرعةً مِن ماءٍ ، فإنَّ اللهَ عزَّ وجلَّ وملائكتَه يُصلُّونَ على المتسحِّرينَ

“Makanan sahur semuanya berkah, maka jangan tinggalkan dia. Walaupun kalian hanya meneguk seteguk air. Karena Allah ‘azza wa jalla dan para malaikatnya bershalawat kepada orang-orang yang sahur” (HR. Ahmad no. 11101).

Disunnahkan mengakhirkan makan sahur mendekati waktu subuh yang ditandai akhirnya dengan waktu imsak.

Dianjurkan untuk menunda sahur hingga mendekati waktu terbitnya fajar, selama tidak dikhawatirkan datangnya waktu fajar ketika masih makan sahur. Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma bertanya kepada Zaid bin Tsabit radhiyallahu ’anhu,

كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

“Berapa biasanya jarak sahur Rasulullah dengan azan (subuh)? Zaid menjawab: sekitar 50 ayat” (HR. Bukhari no. 1921 dan Muslim no. 1097).

Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan,

في قوله: قَدْرُ خَمسينَ آيةً؛ أي: متوسِّطةٌ، لا طويلةٌ ولا قصيرةٌ ولا سريعةٌ ولا بطيئةٌ

“Perkataan Zaid [sekitar 50 ayat] maksudnya dengan kecepatan bacaan yang pertengahan. Tidak terlalu panjang, tidak terlalu pendek, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat” (Fathul Bari, 1: 367).

Dari sini kita ketahui kekeliruan sebagian yang bersengaja makan sahur larut malam sekitar pukul 1 atau pukul 2 malam ketika waktu subuh di daerahnya sekitar pukul 4 pagi.

Disunnahkan makan sahur dengan tamr (kurma kering)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَ سَحورُ المؤمِنِ التَّمرُ

“Sebaik-baik makanan sahur adalah tamr (kurma kering)” (HR. Abu Daud no. 2345,).

Salafus sholeh menyebutkan dalam syarah hadis ini, “Makanan terbaik bagi seorang mukmin ketika sahur adalah kurma, sebagai persiapan dirinya untuk berpuasa. Karena waktu sahur dan kurma, dua-duanya memiliki keberkahan yang membantu seorang yang berpuasa di siang hari”.

Gunakan waktu sahur untuk banyak beristighfar

Waktu sahur adalah salah satu waktu yang terbaik untuk meminta ampunan Allah. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya,

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون

“Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18).

Gunakan waktu sahur untuk banyak berdoa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنا تَبارَكَ وتَعالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إلى السَّماءِ الدُّنْيا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فيَقولُ: مَن يَدْعُونِي فأسْتَجِيبَ له، مَن يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَن يَسْتَغْفِرُنِي فأغْفِرَ له

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Orang yang meminta sesuatu kepada-Ku, akan Kuberikan. Orang yang meminta ampunan dari-Ku, akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).

Gunakan waktu sahur untuk banyak membaca Al-Qur’an

Waktu malam secara umum adalah waktu yang baik untuk membaca Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

“Sesungguhnya, bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (QS. Al Muzammil: 6).

Juga sebagaimana pada hadis Zaid bin Tsabit, mengisyaratkan bahwa para sahabat biasa memanfaatkan waktu setelah makan sahur untuk membaca Al-Qur’an.

Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi hidayah dan taufikNya untuk kita semua.

Beberapa Sunnah Ketika Makan Sahur - Kajian Islam Tarakan

Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun

29 April 2021 

Imam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Abad 21

IMAM AHLUS SUNNAH WAL JAMA`AH ABAD 21, ABUYA ASSAYYID MUHAMMAD BIN ALWI ALMALIKI ALHASANI

(Dalam rangka Haul ke - 17, pada tgl 15 Ramadhan 1442 H)

Nama lengkap beliau adalah Prof. Dr. Assayyid Muhammad Bin Assayyid Alwi Bin Assayyid Abbas Bin Assayyid Abdul Aziz Almaliki Alhasani Almakki Alasy`ari Assyadzili. 

Sehari-hari beliau dipanggil Abuya. 

Abuya lahir di Makkah Al Mukarramah, pada tahun 1362 H / 1943 M.

 Ayah beliau bernama Assayyid Alwi Bin Abbas Almaliki, seorang ulama terkemuka di Makkah Al Mukarramah, dan seorang mudarris (pengajar) di Masjidil Haram.

Awal masa pendidikan yang ditempuh oleh Abuya adalah berbentuk halaqah-halaqah ilmiyah yang diasuh oleh sang ayah yang  bertempat di Masjid Alharam.

 Selain belajar kepada ayahnya sendiri, beliau juga belajar kepada beberapa para Ulama, di antara guru beliau adalah Syeikh Hasan Muhammad Almassyath, Asayyid Amin Kutbi, Syeikh Muhammad Nur Saif, Syeikh Sa`id Yamani, dan ulama-ulama lainnya

Abuya juga belajar di Madrasah Alfalah, Madrasah Shaulatiyyah, dan Madrasah Tahfidz Alquran yang berada di kota Makkah. 

Beliau menimba ilmu Hadits kepada beberapa ulama di India dan Pakistan.

 Beliau memperoleh sertifikasi mengajar (ijazah) dan rantas transmisi (isnad) dari Alhabib Ahmad Almasyhur Alhaddad di Jiddah, Syeikh Hasanain Makhluf dari Mesir, Syeikh Ghumari dari Maroko, dll.

Pada fase selanjutnya, beliau menempuh studi akademis di Universitas Al Azhar, Mesir, dan berhasil meraih gelar Magister dan Doktoral dari Fakultas Ushuluddin.

 Beliau juga pergi ke Maroko untuk belajar kepada ulama-ulama di negeri ujung barat benua Afrika itu.

Pada tahun 1390 H / 1970 M, beliau diberi tugas mengajar di Fakultas Syari`ah di kota Makkah (1390-1399 H).

 Beliau juga termasuk salah seorang staf pengajar program pasca sarjana Universitas King Abdul Aziz, Makkah.

 Ketika sang ayah wafat pada tanggal 25 Safar 1391, Abuya ditunjuk menjadi pengajar di Masjidil Haram menggantikan sang ayah yangtelah mengajar di majelis tersebut selama 50 tahun lamanya. 

Selain halaqah di Masjidil Haram, banyak ceramah agama yang telah beliau sampaikan, baik di radio maupun televisi, juga yang terekam dalam bentuk kaset dan CD. 

Beliau selalu berperan aktif dalam Pekan Budaya (Almawasim Astsaqafiyyah) yang digelar oleh Rabithah Alam Islami.

 Sebagaimana beliau juga aktif dalam seminar-seminar agama yang diselenggarakan di dalam maupun luar Saudi Arabia.

 Dalam momen MTQ tingkat internasional, beliau terpilih sebagai Ketua Dewan Juri pada kisaran tahun 1399, 1400, dan 1401 H. 

Beliau merupakan orang pertama yang mengetuai dewan tahkim MTQ tingkat internasional tersebut.

Abuya juga telah mengunjungi banyak negara Islam.

 Tercatat, beliau berperan aktif membantu di berbagai pesantren dan madrasah di Asia Timur dan Asia Tenggara. 

Bentuk bantuannya, termasuk segi peletakan metodologi (manhaj), pemberian bantuan dana, penataran guru, perekrutan murid pesantren atau madrasah tersebut untuk dididik di Makkah dengan beasiswa penuh dari beliau rahmatullah alaihi.

Dalam dunia tulis menulis dan karya ilmiah, Abuya berhasil menulis puluhan kitab dalam berbagai disiplin ilmu keislaman, antara lain Aqidah Islam, Ulumul Quran, Musthalah Hadits, Fiqh, dan Sirah Nabawiyyah. 

Hingga akhir hayat, beliau tetap istiqamah mengajar di majelis ta`lim yang dirintis di tempat kediamannya di Syari` Almaliki Distrik Rushaifah Makkah, yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai kalangan anak muda hingga orang tua,  selain santri beliau sendiri yang berdomisili di Rushaifah.

 Adapun para santri beliau baik yang berdomisili dikediaman beliau, maupun yang mukim di luar, mayoritas berasal dari luar negeri Saudi Arabiah, dan ada pula yang berasal dari masyarakat setempat.

 Banyak pula dari para muridnya itu, sekembalinya ke negara masing-masing, menjadi da`i, ustadz, dan ulama terkemuka.

Pada tanggal 2 Safar 1421 H / 6 Mei 2000, Universitas Alazhar Mesir, memberi Abuya gelar Profesor, berkat dedikasi beliau yang panjang dalam riset ilmiah dan karya tulis, yang memenuhi standar akademi. 

Selain itu, gelar honoris tersebut merupakan penghargaan atas jasa-jasa perjuangan beliau yang cukup lama, dalam dunia dakwah dan penyebaran ilmu syariat di banyak negara Islam.

Ayah dan kakek beliau, adalah ketua para khatib dan da`i di kota Makkah.

 Demikian juga dengan Abuya, profesi tersebut digeluti yakni sejak tahun 1971 dan harus berakhir pada tahun 1983, saat beliau dicekal dari kedudukan terhormat itu akibat penerbitan kitabnya yang berjudul; Mafahim Yajibu an Tushahhhah (Pemahaman-Pemahaman yang Harus Diluruskan), sebuah kitab yang banyak meluruskan paham yang selama ini diyakini oleh ulama-ulama Wahabi.

 Paham Wahabi sangat menguasai keyakinan mayoritas ulama Saudi Arabia dan mempunyai peran pesar dalam mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah.

Setelah pencekalan beliau dari pengajian umum dan khutbah, beliau mendedikasikan dirinya dalam pendidikan secara privat kepada ratusan murid-muridnya, dengan penekanan murid-murid dari Asia Tenggara, di kediaman di jalan Al Maliki di distrik Rushaifah Makkah. 

Setiap harinya, mulai ba`da Maghrib hingga ba`da Isya, Abuya menyampaikan pelajarannya, serta menyambut para tamu dan thalibul ilmi di tempat itu yang jumlahnya tidak kurang dari 500 orang. 

Bahkan, majelis beliau selalu dihadiri oleh para ulama dan pejabat, baik dari Saudi Arabia sendiri maupun dari luar negeri, yang datang untuk melaksanakan ibadah haji atau ziarah.

 Praktis, majelis itu menjadi ajang ta`aruf dan shilaturrahim yang diformat oleh Sayyid Muhammad secara simpel, sederhana, dengan didukung oleh sifat beliau yang begitu simpatik.

 Beliau selalu menanyakan kabar para jama`ah, mencari yang tidak hadir di antara muridnya, atau para jamaah yang istiqamah datang ke majelis tersebut.

Abuya dikenal sebagai figur yang sangat tawadlu, bijaksana, dan tidak ghuluw (fanatik secara berlebihan).

 Beliau selalu bersedia dan selalu siap bila diajak berdiskusi hingga beddebat.

 Beliau bukan figur yang senang mencerca atau marah kepada orang yang berbeda pendapat dengannya. 

Namun sikap tegas dan wibawah sudah menjadi bagian dari karakter hidupnya.

 Maka tak heran, semasa hidupnya, beliau adalah otoritas yang paling dihormati oleh kalangan Ahlussunnah Wal Jama`ah.

Di antara faktor yang menjadikan beliau mudah diterima oleh masyarakat adalah kelembutan bicara dan akhlaqnya, terutama kepada orang yang membutuhkan bantuan kepada beliau..

Pada tahun-tahun terakhir masa hidupnya, banyak sikap kelompok yang menyerang pendapat ilmiah beliau.

 Namun dengan kebesaran hatinya, Abuya menerima semua itu dengan penuh kesabaran. 

Beliau menjawab semua serangan tersebut dengan cara yang baik, dan menjelaskan duduk permasalahan dengan dalil-dalil syar`i. 

Abuya selalu mempunyai keyakinan, bahwa sejak ribuan tahun, tidak pernah tercatat dalam sejarah, adanya ulama yang berbeda pendapat dengan ulama lain, lantas menyerang dengan menggunakan cara-cara yang tidak etis, yang tidak layak dilakukan oleh seorang alim.

 Sikap beliau ini, berhasil meluluhkan hati banyak orang, yang pada asalnya berbeda pendapat dan menyerang beliau. 

Pada akhirnya mereka makin mengetahui ketulusan hati dan tujuan beliau dalam dakwah dan menyebarkan ilmu yang bersumber dari Alquran dan Sunnah.

Setelah berjuang panjang dalam dunia dakwah dan keilmuan, pada Jumat pagi hari, tanggal 15 Ramadhan 1425 H, setelah terkena serangan penyakit yang mendadak, beliau berpulang ke rahmatullah. 

Meninggalkan beberapa putra (Assayyid Ahmad, Assayyid Abdullah, Assayyid Alwi, Assayyid Ali, Assayyid Hasan, Assayyid Husain) dan beberapa putri. 

Beliau dimakamkan di pemakaman Ma`la Makkah Almukarramah.

Pemakaman beliau dihadiri para pentakziah dalam jumlah yang sangat besar. 

Jenazahnya dishalati di Masjid Alharam setelah shalat Isya pada hari itu. 

Abuya meninggal dunia dengan meninggalkan banyak pusaka yang sulit untuk dilupakan ummat Islam. 

Ribuan murid yang menyebar di berbagai negara, serta ratusan karya tulis dalam bentuk buku, monograf, makalah, dalam berbagai topik keislaman. 

Belum lagi kumpulan ceramah beliau yang terekam dalam kaset dan CD, Kitab-kitab maupun rekaman ceramah beliau, tidak bertujuan mencari keuntungan materi.

 Hal ini makin membuat beliau dicintai dan dihormati ummat. 

Abuya Assayyid Muhammad Bin Alwi Almaliki Alhasani akan terus berada dalam sanubari terdalam ummat Islam, karena wacana keilmiahannya masih terus dapat dinikmati generasi demi generasi, dan tak akan lekang oleh pergantian zaman.

Sumber FB Ustadz : Luthfi Bashori

26 April 2021